Minggu, 13 Mei 2012

Hipertensi si ”Pembunuh Diam-diam”

Riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2007 yang diselenggarakan Kementrian Kesehatan menunjukkan prevalensi Hipertensi di Indonesia (berdasarkan pengukuran tekanan darah) sangat tinggi, yaitu 31,7% dari total penduduk dewasa. Prevalensi ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Singapura (37,3%), Thailand (22,7%), dan Malaysia (20%). Dari Riskesdas tahun 2007 tersebut, didapatkan bahwa Hipertensi yang merupakan salah satu penyakit tidak menular, menempati prevalensi tertinggi secara Nasional, disusul penyakit sendi (30,3%) dan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA)(25,5%). Hipertensi memilki prevalensi yang lebih tinggi dari penyakit jantung (7,2%). Prevalensi hipertensi nasional rata-rata 31,7% yang tertinggi dimilki Jawa Timur (37,4%).
Menurut WHO (1999), hipertensi didefenisikan sebagai peningkatan tekanan darah arterial abnormal yang berlangsung terus-menerus dimana tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan diastolik ≥ 90 mmHg.  Sedangkan JNC/DETH 1993 mengklasifikasikan hipertensi sbb:
Kategori
Sistolik (mmHg)
Diastolik (mmHg)
Normal
< 130
< 85
Normal Tinggi
130 – 139
85 – 89
Hipertensi
a.      Stadium 1
b.      Stadium 2
c.       Stadium 3
d.      Stadium 4

140 – 159
160 – 179
180 – 209
>210

90 – 99
100 – 109
110 – 119
>120
Darah tinggi bukanlah tingkat emosi yang berlebihan. Emosi dan stres dapat mengakibatkan tekanan darah meningkat, namun hanya sementara. Kenaikan darah yang insidentil atau bersifat sementara mungkin saja tidak berarti. Tetapi setiap tekanan darah yang TINGGI dan BERKELANJUTAN harus ditangani dengan segera, sebab jenis tekanan darah semacam ini dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal, empedu dan retina mata (Dr. Hans Diehl. Waspadai Diabetes, Kolesterol, Hipertensi. Hal 7).
Menurut penyebabnya, hipertensi dikelompokkan menjadi 2 jenis yaitu hipertensi primer (esensil) dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer adalah hipertensi yang tidak jelas penyebabnya, sedangkan hipertensi sekunder adalah hipertensi dengan penyebab tertentu (obesitas, diabetes mellitus (DM), dsb). Dari kedua jenis hipertensi ini, hipertensi primer adalah jenis yang paling sering dialami/terjadi di masyarakat. Karena sifatnya yang tidak diketahui penyebabnya itulah hipertensi sering disebut sebagai “The Silent Killer”atau pembunuh diam-diam.
·      Faktor Risiko Hipertensi
1.      Umur: ≥ 40 tahun
2.      Ras/suku : kulit hitam lebih berisiko
3.      Geografis : pantai > pegunungan
4.      Obesitas
5.      Stres
6.      Konsumsi garam berlebih
7.      DM
8.      Konsumsi pil KB
9.      Konsumsi alkohol
10.  Merokok
Hipertensi adalah penyakit yang mempunyai potensi untuk menjadi masalah yanglebih besar, oleh karena itu diupayakan  untuk dilakukan pencegahan. Pencegahan hipertensi meliputi :
a.      Pencegahan primordial seperti penyediaan sarana dan prasarana olahraga di setiap kecamatan/desa, adanya peringatan bahaya merokok disetiap bungkus rokok, peningkatan bea cukai rokok.
b.      Pencegahan primer mencakup tindakan promosi kesehatan (melakukan penyuluhan pada kelompok-kelompok berisiko tentang hipertensi, faktor risiko, penyebab dan dampaknya), serta upaya perlindungan diri dengan tetap mempertahankan keseimbangan trias epidemiologi, meningkatkan derajat kesehatan dengan gizi dan perilaku hidup sehat, serta menurunkan atau menghindari risiko hipertensi)
c.       Pencegahan sekunder meliputi diagnosis dini dengan pemeriksaan tekanan darah secara rutin dan melakukan pengobatan yang tepat seperti mengkonsumsi obat-obat tertentu (sesuai resep dokter).
d.      Pencegahan tersier; pencegahan ini dilakukan untuk orang yang sakit dan sudah mendapatkan pengobatan dengan mengoptimalisasi perilaku hidup sehat.
·         Mengobati Hipertensi
Menyembuhkan hipertensi dengan cepat dilakukan dengan menggunakan obat-obaan yang disebut sebagai diuretik. Padahal obat ini mempunyai banyak efek negatifnya.
‘diuretik memaksa ginjal membuang garam dan air dalam jumlah yang tidak normal. Sekali dipakai, para pasien harus menggunakannya seumur hidup. Karena jika berhenti memakainya, tekanan darah akan segera naik lagi. Intinya adalah :
“obat-obat anti hipertensi tidak menyembuhkan, mereka hanya mengendalikannya”



Rounded Rectangle: “SUATU GAYA HIDUP YANG EBNAR DAPAT MENGATASI MASALAH HIPERTENSI RINGAN DENGAN HASIL-HASIL YANG SANGAT MENGGEMBIRAKAN”  -Dr. Hans Diehl-
 




Referensi :
1.      Bustan, MN. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta
2.      Diehl, Hans. Waspadai Diabetes-Kolesterol-Hipertensi.
3.      Promosi Kesehatan PT Askes (persero). Sehat Bersama Hipertensi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar