Riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2007
yang diselenggarakan Kementrian Kesehatan menunjukkan prevalensi Hipertensi di
Indonesia (berdasarkan pengukuran tekanan darah) sangat tinggi, yaitu 31,7%
dari total penduduk dewasa. Prevalensi ini jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan Singapura (37,3%), Thailand (22,7%), dan Malaysia (20%). Dari Riskesdas
tahun 2007 tersebut, didapatkan bahwa Hipertensi yang merupakan salah satu
penyakit tidak menular, menempati prevalensi tertinggi secara Nasional, disusul
penyakit sendi (30,3%) dan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA)(25,5%).
Hipertensi memilki prevalensi yang lebih tinggi dari penyakit jantung (7,2%).
Prevalensi hipertensi nasional rata-rata 31,7% yang tertinggi dimilki Jawa
Timur (37,4%).
Menurut WHO (1999), hipertensi didefenisikan
sebagai peningkatan tekanan darah arterial abnormal yang berlangsung
terus-menerus dimana tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan diastolik ≥ 90 mmHg. Sedangkan JNC/DETH 1993 mengklasifikasikan hipertensi
sbb:
Kategori
|
Sistolik (mmHg)
|
Diastolik (mmHg)
|
Normal
|
< 130
|
< 85
|
Normal Tinggi
|
130 – 139
|
85 – 89
|
Hipertensi
a.
Stadium 1
b.
Stadium 2
c.
Stadium 3
d.
Stadium 4
|
140 – 159
160 – 179
180 – 209
>210
|
90 – 99
100 – 109
110 – 119
>120
|
Darah tinggi bukanlah tingkat emosi yang
berlebihan. Emosi dan stres dapat mengakibatkan tekanan darah meningkat, namun
hanya sementara. Kenaikan darah yang insidentil atau bersifat sementara mungkin
saja tidak berarti. Tetapi setiap tekanan darah yang TINGGI dan BERKELANJUTAN harus
ditangani dengan segera, sebab jenis tekanan darah semacam ini dapat
menimbulkan kerusakan pada ginjal, empedu dan retina mata (Dr. Hans Diehl.
Waspadai Diabetes, Kolesterol, Hipertensi. Hal 7).
Menurut penyebabnya, hipertensi dikelompokkan
menjadi 2 jenis yaitu hipertensi primer (esensil) dan hipertensi sekunder.
Hipertensi primer adalah hipertensi yang tidak jelas penyebabnya, sedangkan
hipertensi sekunder adalah hipertensi dengan penyebab tertentu (obesitas, diabetes
mellitus (DM), dsb). Dari kedua jenis hipertensi ini, hipertensi primer adalah
jenis yang paling sering dialami/terjadi di masyarakat. Karena sifatnya yang
tidak diketahui penyebabnya itulah hipertensi sering disebut sebagai “The Silent Killer”atau pembunuh
diam-diam.
· Faktor
Risiko Hipertensi
1. Umur: ≥ 40 tahun
2. Ras/suku : kulit hitam lebih berisiko
3. Geografis : pantai > pegunungan
4. Obesitas
5. Stres
6. Konsumsi garam berlebih
7. DM
8. Konsumsi pil KB
9. Konsumsi alkohol
10. Merokok
Hipertensi adalah penyakit yang mempunyai
potensi untuk menjadi masalah yanglebih besar, oleh karena itu diupayakan untuk dilakukan pencegahan. Pencegahan
hipertensi meliputi :
a. Pencegahan primordial seperti penyediaan
sarana dan prasarana olahraga di setiap kecamatan/desa, adanya peringatan
bahaya merokok disetiap bungkus rokok, peningkatan bea cukai rokok.
b. Pencegahan primer mencakup tindakan promosi
kesehatan (melakukan penyuluhan pada kelompok-kelompok berisiko tentang
hipertensi, faktor risiko, penyebab dan dampaknya), serta upaya perlindungan
diri dengan tetap mempertahankan keseimbangan trias epidemiologi, meningkatkan
derajat kesehatan dengan gizi dan perilaku hidup sehat, serta menurunkan atau
menghindari risiko hipertensi)
c. Pencegahan sekunder meliputi diagnosis dini
dengan pemeriksaan tekanan darah secara rutin dan melakukan pengobatan yang
tepat seperti mengkonsumsi obat-obat tertentu (sesuai resep dokter).
d. Pencegahan tersier; pencegahan ini dilakukan
untuk orang yang sakit dan sudah mendapatkan pengobatan dengan mengoptimalisasi
perilaku hidup sehat.
·
Mengobati Hipertensi
Menyembuhkan hipertensi dengan cepat dilakukan
dengan menggunakan obat-obaan yang disebut sebagai diuretik. Padahal obat ini
mempunyai banyak efek negatifnya.
‘diuretik memaksa ginjal membuang garam dan
air dalam jumlah yang tidak normal. Sekali dipakai, para pasien harus
menggunakannya seumur hidup. Karena jika berhenti memakainya, tekanan darah
akan segera naik lagi. Intinya adalah :
“obat-obat anti hipertensi tidak menyembuhkan,
mereka hanya mengendalikannya”
Referensi :
1. Bustan, MN. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta
2. Diehl, Hans. Waspadai Diabetes-Kolesterol-Hipertensi.
3. Promosi Kesehatan PT Askes (persero). Sehat Bersama Hipertensi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar